Kamis, 01 Januari 2015

S1 Kesmas-Perjalanan Hidup Lewat Sekitarku, Claudia Valerie: Tugas 1



Perjalanan Hidup lewat Sekitarku
Sekian lama tinggal di desa ini mulai dari umurku yang berusia 5 tahun hingga 19 tahun ini, aku merasakan banyak perubahan. Dari mulai kelahiranku yang tepat di kampungku, Palembang, lalu pindah ke kontrakan 3 petak yang sumpek nan panas yang berada di daerah Tangerang Kota, dan kini menemukan gubuk yang sering ku katakana sebagai rumahku, istanaku. Sejak di Palembang aku hanya numpang lahir saja. Karna masih di kampung yang sering disebut dusun itu, aku hanya dilahirkan seorang dukun yang mahir dalam hal melahirkan, mereka bilang ketika aku lahir aku tidak mengeluarkan suara dan tidak menangis. Lalu dengan dukun di sana aku diambilkan daun kelor untuk memukuliku supaya aku dapat menangis. Menurut kepercayaan orang sana ketika anak diberi nama tapi anak itu sakit-sakitan anak itu harus diganti namanya, namun mungkin ketika harusnya demikian orangtua ku mengganti nama ku. Aku lahir sebagai anak pertama dari 3 bersaudara, namun ketika mama ku mengandung anak keduanya, mungkin ia merasa kelelahan jadi dia mengalami keguguran. Selang waktu beberapa bulan mama ku mengandung lagi dan melahirkan adik ku perempuan. Waktu aku masih kecil, aku pernah tinggal di Palembang, disana masih banyak sekali pohon-pohon dan hutan yang jalannya pun belum jelas, yang pasti masih tanah merah. Kakek dan nenek ku telah di transmigrasi dari jawa timur tepatnya di Malang dan nenek ku dari Madura. Banyak lahan kosong, namun suasananya mencekam, banyak yang takut di ganggu oleh orang asli sana. Air pun masih bening sekali, namun sayangnya ketika ingin membuang air besar kam tidak memiliki wc, jadi harus ke sungai, dan di sungai itu pun banyak sekali orang yang mencuci dan mengambil air untuk memasak. Ketika aku berumur 1 tahun aku di ajak ke Malang dengan kedua orangtuaku, aku di ajak melihat gunung kawi, walaupun aku masih belum mengerti, dan hanya mendengar cerita dari orangtua ku setidaknya aku masih punya gambaran yang baik, kata mereka disana keadaannya baik sekali, banyak sawah yang membentang, airnya sangat dingin begitupun hawanya, tidak banyak polusi diudara. Aliran air dari sawah pun masih baik sekali. Setiap rumah pemandangannya seperti gambar-gambar yang sering di gambar oleh anak-anak di waktu sd, ada gunung dan sawah yang membentang.
Saat aku berumur 3 tahun aku masih tinggal di daerah Kota Tangerang lebih tepatnya di Jatake, suasana disana sangat banyak polusi, karena disana tempat industry. Banyak asap disana sini, aku tinggal di kontrakan 3 petak yang kumuh, namun disana ku temukan para tetangga yang baik hati dan saling menolong. Tidak enaknya disana aku harus menunggu giliran ketika harus memakai kamar mandi atau toilet karena kamar mandi hanya ada dua, namun aa 6 kontrakan di kali jumblah kepala di per kontrakan itu. Kamar mandinya pun kotor, air nya banyak sekali jentik nyamuk. Tidak ada orang yang mau bekerja sama membersihkan tempat penampungan airnya, ataupun tempat pembuangan feses. Airnya sangat minim sekali, untuk mencuci saja harus mengirit kalau tidak terpaksa harus membeli air dari orang yang berkeliling menjual air dengan gerobak dan drigen-drigen. Untuk lingkungannya sendiri memang tidak begitu rapih karena di perkomplekan industry, banyak asap pabrik yang sering terbuang di udara dan menyebar ke udara di sekitar kontrakan. Banyak juga asap kendaraan bermotor, mobil, karna disitu adalah jalur utama angkot, motor, dan mobil yang akan berangkat mengantar karyawan ke pabrik dimana mereka bekerja. Ketika hujan sering sekali banjir, karena banyak sekali sungai yang airnya mengaliri selokan-selokan kecil, sungai tersebut airnya berasal dari pablik-pabrik yang membuang limbah ke sungai itu. Air nya pun sampai hitam, dan berbentuk kental. Tidak ada orang yang bertanggung jawab, ataupun mau berotong royong membersihkan itu, mereka sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.
Ketika aku berumur 5 tahun aku disekolahkan di Taman Kanak-kanak di perumahan dekat kontrakan, suasanya baik disbanding di kontrakan. Masih banyak lahan kosong, namun jarang ada sampah, dan saluran airnya pun di buat rapih sehingga tidak ada polusi udara yang mengganggu, lingkungannya masih asri sekali, tidak ada debu, karna yang hanya bisa masuk, orang yang tinggal di perumahan disana saja dan bukan jalan umum. Masih banyak tanah merah karena belum di tanami rerumputan, hanya banyak lapangan-lapangan luas untuk tempat bermain. Jalannya pun masih aspal banyak yang memanfaatkan tempat itu untuk lari pagi. Jarang sekali ada orang yang berjualan, karena mayoritas semua pekerja di pabrik-pabrik sana.
Masih banyak sekali kampung-kampung kecil namun sangat kumuh dan membuat rumah diatas sungai kecil yang tidak memiliki badan hukum.
Umurku bertambah 1 tahun akhirnya aku sudah menduduki tingkat Sekolah Dasar aku pindah ke Sd Strada Tunas Harapan yang letaknya tidak jauh dari rumah tempat tinggal ku yang berada di Tigaraksa. Aku tinggal bersama kedua orangtuaku di komplek ya masih bisa di bilang perkampungan karna jauh dari mall atau tempat wisata mana saja. Sekian lama aku tinggal disini banyak sekali mengalami perubahan, misalnya saja dari jalan, dulu waktu aku baru pindah jalanan masih tanah merah, lalu beberapa tahun kemudian menjadi batu-batuan yang besar-besar, selang beberapa waktu lagi jalanan telah di aspal dan banyak jalan-jalan kecil sehingga membentuk banyak jalan untuk kemana saja. Dan baru akhir-akhir ini jalanan didekat rumah ku sudah di cor, sayangnya truk sering masuk sehingga membuat jalan cepat rusak. Masih terdapat sawah-sawah disekitar sini, masih ada yang memelihara hewan ternak, seperti kambing, kerbau, sapi bebek, ayam ada juga yang memelihara buaya, burung, anjing, atau pun babi. Memang sangat banyak budaya yang berbeda-beda mulai dari jawa,Sumatra,sunda, betawi, cina, Kalimantan, Sulawesi, flores, dan masih banyak lagi. Semuanya hidup rukun walau kadang masih sering banyak yang iri antara satu sama lain, karena kedudukan di tempat kerja. Agama pun beragam, ada yang Muslim, Kristen, Katolik, Buddha dan juga Hindu. Pekerjaannya pun beragam, mulai dari PNs, Guru, TNI, Polisi, Karyawan, Wiraswasta, dan Pekerja rumah tangga, ada pun ibu rumah tangga. Ketika aku masih berumur tujuh tahun aku tinggal di tempat yang sepi sekali. Sering terjadi kemalingan karena saking sepinya. Namun dengan berjalannya waktu semua sudah berbeda, mulai dari tempat dan lahan-lahan disini, yang tadinya masih sepi sekarang sudah mulai ramai dengan adanya penggusuran sawah yang telah dijadikan perumahan-perumahan baru. Memang bagus namun truk-truk pun semakin rama dan membuat jalanan rusak, seperti truk yang membawa tanah merah, lalu menyisakan tanah merah itu di jalanan sehingga lengket dan tidak ada orang yang mau membersihkannya juga sehingga jalan menjadi kotor dan menjadi bebatu-batu. Ketika musim hujan tanah merah itu menjadi tanah merah yang lengket sehingga membuat jalanan menjadi kotor, lengket, dan licin. Apalagi kalau orang yang melewatinya pada malam hari, kalau tidak hati-hati pasti akan jatuh.
Saat umurku berusia 12 tahun semua keadaan lingkungan sedikit-sedikit ada perbedaan dari yang perairannya baik dan selalu lancar menjadi air yang keruh dan selalu mampet ketika hujan tiba bajir selalu melanda. Untungnya aku tinggal di daerah yang tinggi dan tidak pernah kebanjiran. Air banjirnya memang aliran dari sawah yang berada di tempat atau dataran tingginya. Walau masih bisa dikatakan air yang baik, dan tidak dicampur oleh sampah atau limbah.
Ketika aku berumur 15 tahun, keadaannya semakin memburuk, tidak ada kerja bakti, gotong royong atau bekerja membersihkan sampah di sekitar rumah ku. Mereka sibuk dengan pekerjaan masing masing, selokan pun sekarang tertutup oleh bangunan-bangunan. Air kotor dari kamar mandi hanya mengalir ke kolam yang terisi ikan di belakang rumah masing-masing, ada juga yang mengalirkan air-ait tersebut ke kebun di sekitar rumah. Sampai sekarang keadaannya pun demikian sampah berserakan dimana-mana banyak penebangan liar, sawah-sawah dijadikan perumahan kecil yang sebenarnya akan membuat banjir di lingkungan sekitar. Untuk masalah air yang berada di rumahku airnya memang bersih dan dapat digunakan untuk dimasak atau diminum, namun ketika musim hujan tiba, air menjadi kotor atau keruh sehingga harus menunggu beberapa menit supaya keruhan tersimpan dibawah air. Masih banyak kekurangan yang ada untuk sekarang-sekarang ini karena lingkungan tempat tinggal saat ini berdampak buruk bagi orang-orang yang tinggal ditempat itu dikarenakan tempat itu tercemar oleh kotoran- kotoran hewan ternak seperti kambing, sapi, bebek, dan juga ayam. Seharusnya memang mereka waspada terhadap itu semua namun anehnya mereka tidak sadar akan aroma yang membuat tidak sedap. Malahan mereka membuang kotoran ke kebun-kebun, membuangngya hanya dibuang atau tidak ditimbun ataupun diolah menjadi pupuk tanaman. Padahal yang punya ternak disitu adalah seorang tenaga kesehatan, mungkin tidak mempelajari tentang kesling, tetapi pasti mereka mengetahui tentang pola hidup sehat disetiap lingkungan. Orangnya memang keras kepala, maklum saja orang yang mempunyai pangkat. Memang memalukan namun setidaknya dia harus bisa mengerti dan menyeimbangkan antara kebersihan dan kesehatan. Seharusnya itu boleh saja membuat kandang ternak namun seharusnya ada batas dan jarak yang cukup supaya tidak merisaukan wargga disekitar ya anggap saja kampung. Namun masih diakui suasananya pun masih desa sekali yang jauh terhadap keramaian. Masih banyak sekali cerita tentang lingkungan di sekitar rumah ku ini, yang kurang lebihnya masih tidak baik karena kekurangan-kekurangan tersebut dimiliki oleh setiap makhluk hidup yang kurang bisa menjaga dan merawat lingkungan hidup di sekitar. Memang belum ada solusi yang tepat untuk membangun desa kami menjadi lebih baik kecuali penggerak, yang mempunyai akal kreatif, dan semoga kelak saya belajar dan lulus nanti saya bisa membagi ilmu saya kepada warga masyarakat di lingkungan tempat saya tinggal. Kurang lebihnya saya mohon maaf untuk menceritakan keburukan yang berada di wilayah tempat tinggal saya, akhir kata saya mengucapkan terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar