Serba-Serbi di STIKES BANTEN
Assalamualaikum.wr,wb
Perkenalkan Nama saya LINA PUSPITA SARI usia saya 19 tahun saya kuliah di STIKES BANTEN
jurusan Sekertaris Medik semester 3, saya ingin bercerita serba serbi kampus
dari awal masuk kuliah sampai sekarang.
Sekolah Tinggi
Kesehatan Banten (STIKES BANTEN) tapi lokasi berada jauh dari yang namanya
Banten, meski masih masuk juga ke provinsi Banten. Stikes ini berada di dekat
BSD City, tepatnya di Jalan Rawa Buntu, atau Jalan Buaran, Kelurahan Rawa
Buntu, Kecamatan Serpong, Provinsi Banten. Lebih tepatnya lagi di samping
stasiun kereta api Rawa Buntu, dekat dengan jalan Tol BSD Serpong.
STIKES Banten sudah
berdiri sejak tahun 2003. Program yang digelarnya: S1 Keperawatan , S1
Kesehatan Masyarakat, D3 Manajemen Rumah Sakit, dan D3 Kebidanan. Gedung kampus
STIKES Banten yang sekarang terlihat masih baru. Citra satelit Google versi
Desember 2010 pun belum merekamnya. Meski begitu, sebagaimana terlihat di foto
dan Citra satelit yang ada, kampus ini bisa teridentifikasi dari BTS yang
berada di sampingnya.Gedung ini juga menjadi kampus bagi SMK Kesehatan RI. Kata
RI merupakan singkatan dari Riksa Indrya.
Awal
saya mendaftar di STIKES BANTEN saya penasaran dengan fasilitas gedung yang
terlihat sangat mewah dan cara belajar mengajarnya awalnya saya tidak yakin
mendaftar di kampus STIKES BANTEN dan akhirnya saya mendapat dukungan dari
keluarga dan kedua orang tua saya akhirnya saya merasa nyaman kuliah di STIKES
BANTEN, semester 1(satu) awal saya melaksanakan belajar mengajar di kampus
STIKES BANTEN saya bingung dengan system belajar mengajarnya dan akhirnya lama
kelamaan saya baru memahami dan mengerti cara system mengajarnya itu seperti
apa, dan lamanya 6 bulan melakukan belajar mengajar dikampus STIKES BANTEN saya
naik kesemester 2 berbeda system mengajarnya di semester 1 dan 2 di semester 2
ini sudah lebih banyak tugas yang diberikan oleh dosen saya agak pusing dengan
tugas-tugas diberikan oleh dosennya dan 6 bulan sudah berlalu dan saya sekarang
sudah naik menjadi semester 3 dan dimana semua system mengajarnya sangan
berbeda dari semester sebelumnya dan banmyak juga tugas yang diberikan bahkan
2x lipat tugas yang diberikan sampai agak setres kami semua.
Sampah merupakan
permasalahan klasik yang kerap timbul dalam kehidupan sehari-hari kita. Kampus
sebagai suatu Lembaga/ Institusi yang fungsi utamanya menyelenggarakan proses pendidikan
dan pengajaran, penelitian serta pengabdian masyarakat, tentunya dalam semua kegiatannya
tidak terlepas dari penggunaan kertas yang cukup banyak bahkan cenderungsangat
boros. Selain kertas kampus juga turut menghasilkan limbah atau sampah baik itu
limbah organik maupun non organic yang berasal dari laboratorium dan
kantin-kantin yang menhasilkan sisa makanan/ minuman. Hal ini akan berdampak
pada meningkatnya volume limbah/ sampah.
Permasalahan mengenai pengelolaan sampah dan limbah
bahan berbahaya dan beracun (B3) di kampus yaitu:
1. Penggunaan kertas yang berlebihan dalam proses pendidikan dan
adaministratif, seperti:● Menjelang UTS/UAS foto copy penuh untuk menggandakan materi kuliah/UTS/UAS
● Tugas perorangan/ kelompok masih banyak yang menggunakan hardcopy
● Penggunaan kertas baru untuk pencetakan draf laporan/ surat.
● Penggandaan surat & lampiran terlalu banyak (untuk disposisi)
Solusi:
• Dalam perkuliahan, dosen/ mahasiswa membiasakan untuk sharing materi kuliah dan tugas dalam bentuk soft copy. Materi bisa di-sharing/ dikirim melalui scele.ui.ac.id, email, upload.ui.ac.id, drive.ui.ac.id (google drive).
• Untuk mencetak laporan/ surat yang masih dalam bentuk draf, menggunakan kertas bekas.
• Menggunakan kedua sisi kertas dalam mencetak dokumen.
• Mengurangi pemakaian printer dan kertas dengan cara administrasi persuratan dan
managemen dokumen, serta pelaporan pada sistem aplikasi
2. Terjadinya timbulan sampah yang berasal dari luar kampus di saluran air sehingga menyumbat saluran air dan menimbulkan banjir.
Solusi:
● Pemasangan filter di inlet yang terdapat di aliran danau kampus.
3. Kurangnya kesadaran untuk ikut serta dalam mengurangi produksi sampah dan membuang
sampah pada tempatnya dan, seperti:
● Kebiasaan mengkonsumsi makanan/ minuman menggunakan kemasan.
● Meninggalkan kemasan makanan/ minuman sembarangan (meja kantin)
Solusi:
• Mengurangi penggunaan kemasan makanan yang berbahan kertas, sterofom, plastic sekali pakai dengan membawa tempat minum sendiri dan mengurangi pembelian air minum berkemasan sekali pakai.
• Membuat peringatan yang membuat orang tersadar untuk membuang sampah pada tempatnya.
• Memberikan penyuluhan tentang dampak langsung serta bahaya yang akan terjadi bila membuang sampah sembarangan (edukasi)
• Membuat regulasi tentang pembuangan sampah sembarangan.
4. Pengelolaan sampah di kampus masih bersifat konvensional, tidak terintegrasi dan tidak terkoordinasi serta menggunakan sistem "kumpul-angkut-buang" dan belum seluruhnya dilakukan pemilahan sampah.
Solusi:
● Penyediaan tempat sampah 3 warna (jenis)
● Pembuatan pengelolaan sampah di kampus sesuai dengan jenis sampahnya:
o Sampah organik basah, seperti: kulit buah dan sisa sayuran.
o Sampah organik kering, seperti: kertas, kayu atau ranting pohon, dan dedaunan
kering.
o Sampah anorganik merupakan sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non-hayati, baik berupa produk sintetik, maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang. (Basriyanta, 2007)
• Pengolahan sampah organik dengan Komposting
• Pembuatan lubang Biopori
● Penyediaan bank sampah di kampus.
Menurut Office boy dan Office grils
STIKES BANTEN memiliki
1 gedung dan 5 lantai, fasilitas di STIKES BANTEN sangat lengkap mulai dari ac,
semua ruangan dipakaikan ac jadi gedung STIKES BANTEN sangat mewah, yang kedua fasilitas
laboratorium sangatlah lengkap mulai dari jurusan keperawatan, kebidanan sampai
ada lab English, yang ke tiga STIKES BANTEN memiliki fasilitas dengan
menggunakan Lift dan ada juga tangganya jadi mahasiwa dan mahasiswi dapat
memakai fasilitas tersebut agar bisa lebih mudah dan menyingkat waktu, dan
banyak lagi fasilitas yang dimiliki STIKES BANTEN seperti musolah,
perpustakaan, kantin, dan banyak lagi, ruang kelasnya juga memiliki proyektot
dan Lcd agar mahasiswa dan mahasiswi dapat mudah mengerti materi yang diberikan
dosen, tempat sampahnya juga rapih disetiap kelas diberikan tempat sampah mau
pun didalam dan diluarnya selalu ada tempat sampah karna STIKES BANTEN melarang
bahwa mahasiswa dan mahasiswi dilarang makan didalam kelas agar tidak mengotori
ruang kelas, setiap hari juga ruang kelas dibersihkan terkadang 1 hari 2 kali
dibersihkan sesudah dan sebelum pelajaran dimulai pasti setiap kelas
dibersihkan agar udaranya tetap bersih, Toilet disetiap lantai mempunya 1 kamar
toilet yang 2 berisi 2 toilet dan setiap harinya kami bersihkan toiletnya agar
tetap bersih dan nyaman saat digunakan. Kami terbagi menjadi 2 sift, sift pagi
membersihkan bagiannya jadi setiap karwayan office boy dan office grils sudah
mendapatkan tugas dibagian apa dan dilantai apa, seluruh karyawan office boy
dan office grils STIKES BANTEN mendapatkan tugas perorang mulai dari lantai 1
sampai lantai 5, dan tak lupa ruang laboratorium pasti dibersihkan karena semua
alat-alatnya steril
Kantin yang berada di
lingkungan STIKES BANTEN tidak terlalu besar tetapi mampu menampung semua
mahasiswa atau mahasiswi STIKES BANTEN dan siswa atau siswi RIKSA INDRIA,
keadaan kebersihan kantinnya memang agaksedikit kumuh tetapi nyaman untuk makan
dikantin tersebut,
Lapangan STIKES BANTEN juga
agak kecil tidak terlalu besar untuk parkir motor dan mobil saja sempit tetapi
STIKES BANTEN mempunya pos satpam dan karyawan menjadi satpam lumayan banyak
yang bekerja menjadi satpam dan aman menaruh kendaraan di lingkungan STIKES
BANTEN,
Memang di lapangan STIKES BANTEN sering kali banjir
setiap hujan deras tetapi tidak masuk kedalam cumin dibagian lapangannya saja
yang tergenang air.
Itulah
cerita pengalaman saya selama kuliah di kampus STIKES BANTEN, kurang lebihnya
saya mohon maaf.
Cukup sekian cerita saya, Terima Kasih
Wassalamualaikum.wr.wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar